Harapan untuk Pasien, RSCM Hadirkan Layanan Transplantasi Ginjal Sesuai Protokol Kebiasaan Baru

Minggu, 13 September 2020 - 08:58 WIB
loading...
Harapan untuk Pasien,...
Unit Layanan Transplantasi Ginjal RSCM telah diselaraskan dengan era kebiasaan baru, yaitu dengan pemberlakuan protokol kesehatan COVID-19. Foto/Dok Okezone
A A A
JAKARTA - RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, meluncurkan kembali Unit Layanan Transplantasi Ginjal untuk para pasien ginjal pada Jumat (11/9) lalu. Unit layanan ini telah diselaraskan dengan era kebiasaan baru , yaitu dengan pemberlakuan protokol kesehatan COVID-19.

Menurut Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti, SpJP (K), MARS, selama 2020 pihak telah melaksanakan 14 prosedur transplantasi ginjal. RSCM berharap, dengan pemberlakuan protokol kesehatan baru ini, potensi penularan COVID-19 ke pasien dapat dikurangi seminimal mungkin, tanpa mengurangi kualitas layanan. ( )

"Dengan demikian, masyarakat yang membutuhkan prosedur transplantasi ginjal dapat kembali berobat ke RSCM tanpa dipenuhi rasa gelisah dan khawatir," katanya dalam Virtual Media Briefing, Jumat (11/9).

Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K) menambahkan, prosedur transplantasi ginjal dilakukan secara multidisiplin dan komprehensif untuk mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan. Tim Transplantasi Ginjal di RSCM terdiri dari beberapa spesialistik terkait, yaitu ahli Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi (ahli Nefrologi), Urologi, Anestesiologi, Radiologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, Kardiologi, Pulmonologi, Psikiatri, dan THT.

"Dokter spesialis urologi dibagi menjadi dua tim, yaitu tim donor dan tim resipien. Anggota aktif tim donor transplan saat ini berjumlah 4 orang, sementara tim resipien transplan berjumlah 5 orang," terang dr. Irfan.

Dalam 9 tahun terakhir, lanjutnya, transplantasi ginjal di RSCM sudah dilakukan hampir 800 kali, 15 di antaranya dilakukan di era pandemi COVID-19. Prosedur yang dilakukan di era pandemi ini memiliki sedikit perbedaan karena menerapkan protokol kesehatan baru yang ketat dari sebelum operasi, selama operasi, hingga sesudah operasi.

Untuk tenaga kesehatan yang terlibat, RSCM mewajibkan untuk pemeriksaan swab real time PCR SARS-CoV-2 tiap 2 minggu. Jika ada anggota tim transplant yang didapati terpapar kasus probable atau confirmed COVID-19, anggota tim tersebut tidak diperbolehkan ikut dalam rangkaian prosedur transplantasi ginjal sementara waktu hingga hasil swab terbukti negatif.

"Departemen Urologi FKUI-RSCM melakukan beberapa penelitian sebagai upaya mengetahui dampak pandemi terhadap kegiatan pelayanan dan pendidikan. Hasil penelitian tersebut menjadi dasar kebijakan program kerja Departemen Urologi. Diharapkan, di era pandemi COVID-19, Departemen Urologi FKUIRSCM mampu terus berkontribusi dalam menciptakan penelitian kedokteran yang aplikatif dan inovatif, terutama perihal dampak COVID-19 terhadap sistem urogenital,” papar dr. Irfan.

Hingga Juni 2020, angka transplantasi ginjal secara kumulatif di pusat-pusat transplantasi ginjal di 12 kota se-Indonesia mencapai 913 prosedur. Bila dibandingkan dengan data tahun 2017, terdapat peningkatan sebesar 284 prosedur yang dicapai dalam 3 tahun terakhir. Hal ini menandakan prosedur transplantasi ginjal sudah diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai terapi penyakit ginjal tahap akhir, selain metode cuci darah (hemodialisis atau peritoneal dialysis).

"Salah satu faktor yang mendukung fakta ini adalah tingkat keberhasilan transplantasi ginjal di Indonesia yang cukup komparatif dengan negara-negara maju," ujar Dr. dr. Nur Rasyid, SpU (K), Pokja Transplantasi Ginjal RSCM. ( )

Berdasarkan studi Wang dan kawan-kawan, angka kesintasan (survival rate) organ donor pasien transplantasi ginjal oleh donor hidup dalam 1 tahun di Amerika Serikat, Kanada, New Zealand, dan Eropa lebih dari 95%. Sementara di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSCM, angka kesintasan organ donor dalam 1 tahun pascatransplantasi adalah
92%, dan 3 tahun pascatransplantasi 90,6%.

Secara umum, transplantasi ginjal merupakan metode terbaik. Dengan adanya ginjal sehat yang didapat dari donor, maka fungsi ginjal untuk pengeluaran zat sisa, racun, maupun cairan menjadi normal. Kualitas hidup pasien pun dapat meningkat dan bisa beraktivitas normal seperti sebelum mengalami penyakit ginjal.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1099 seconds (0.1#10.140)